Minggu ke-2 pertemuan balasan kami dengan tema utama kesehatan

Kelompok kerja pro.indonesia dari klassis Nürtingen

Minggu ke-2 pertemuan balasan kami dengan tema utama kesehatan

Gerak, Pertemuan, dan Kesadaran

Setelah minggu pertama penuh pertemuan dan kesan baru, minggu kedua program kunjungan kami dimulai dengan fokus yang berbeda: kesehatan. Tema ini tidak hanya menjadi bagian penting dalam pelayanan para tamu kami dari GPIL di Sulawesi Selatan, tetapi juga dalam berbagai inisiatif di jemaat-jemaat kami di Kirchenbezirk Nürtingen. Minggu ini kami membahas hal-hal yang menjaga tubuh, jiwa, dan kebersamaan tetap sehat – serta apa yang bisa kami pelajari satu sama lain.

Perawatan, Pencegahan, dan Perspektif

Hari Senin kami mengunjungi Panti Jompo Dr. Vöhringer-Heim. Bersama-sama kami berdiskusi tentang pekerjaan perawatan lansia di Jerman dan Indonesia – tantangan, peluang, dan pentingnya saling belajar. Sangat menarik melihat bagaimana sistem perawatan di kedua negara diatur dengan cara yang berbeda, namun di mana pun dibutuhkan dedikasi besar untuk mendampingi orang tua dengan martabat.
Sore harinya kami disambut oleh Wali Kota Nürtingen, Dr. Fridrich, di Balai Kota Nürtingen, di mana para tamu kami diterima dengan hangat. Setelah itu dilanjutkan dengan tur kota – kesempatan indah untuk mengenal Nürtingen dengan sudut-sudut bersejarah dan suasana kotanya yang hidup.

Menjelajahi Stuttgart – dan Sehat dalam Kehidupan Sehari-hari

Workshop zum Thema ErnährungSelasa kami menuju Stuttgart: berjalan-jalan di Königstraße, menikmati suasana di Schlossplatz, dan akhirnya merasakan kemeriahan di Volksfest – potongan budaya Swabia yang penuh warna! Di tengah keramaian, musik, dan berbagai kesan baru, kami berdiskusi tentang arti kesehatan dalam kehidupan sehari-hari: kebersamaan, gerak, sukacita, dan tentu saja makanan yang baik.

Rabu menjadi hari yang lebih mendalam: dalam seminar sehari “Kesehatan, Gizi, dan Kesadaran” bersama Ibu Cisterna-Soto dari Entwicklungspolitisches Informationszentrum (EpiZ) Reutlingen dan Ibu Lieber dari DiMOE (Dienst für Mission, Ökumene und Entwicklung), kami berbicara tentang pola makan sehat dan berkelanjutan. Bersama-sama kami memasak, berdiskusi, dan tertawa – sementara aroma sayuran segar memenuhi ruangan, tercipta pertukaran hidup tentang kesadaran iklim dan budaya makan di kedua negara.
Sore harinya, Ibu Aicher, seorang ahli diet di Johannesforum Wendlingen, memberikan wawasan praktis tentang gaya hidup sehat – hari yang penuh inspirasi baru.

Kesehatan juga Berarti Sukacita Hidup

Kamis menjadi hari untuk bergerak dan bertemu: di pemandian air panas Beuren, semua orang bisa bersantai sejenak – pencegahan kesehatan ala Swabia!
Selanjutnya kami mengunjungi Kinderhaus Leinfelden-Echterdingen, di mana para tamu mengetahui lebih banyak tentang struktur dan fokus pendidikan di sana. Kami sangat terkesan bagaimana setiap anak diperhatikan dan didukung secara individual. Hari itu diakhiri dengan makan malam bersama – sekali lagi terbukti bahwa makan bersama selalu mempererat hubungan.

Jumat kami kembali ke Johannesforum, kali ini dengan tema inklusi. Saat memasak bersama dengan teman-teman penyandang disabilitas – menyiapkan sup labu dan Zwiebelkuchen – suasananya terasa hangat dan penuh kebersamaan. Dalam sesi Biblesharing tentang Bartimeus yang buta, kami merasakan bagaimana kesembuhan dan iman saling berkaitan.

Panen Syukur dan Rasa Terima Kasih

Akhir pekan kembali diisi dengan waktu bersama keluarga tuan rumah – dan pada Minggu kami merayakan Ibadah Panen Syukur (Erntedank) di Inselhalle Zizishausen. Para tamu kami ikut berpartisipasi aktif dalam ibadah bertema “Sumber Daya Alam” yang dipimpin oleh Pendeta Rebekka Elwert.
Secara paralel, dua peserta mengunjungi Sekolah Minggu di Oberboihingen, yang memiliki hubungan kemitraan dengan Sekolah Minggu di Lebang (GPIL) – momen indah yang memperlihatkan hubungan lintas benua.

Minggu ini berakhir dengan banyak kesan, percakapan, dan pengalaman tentang arti kesehatan – bukan hanya sebagai kesejahteraan fisik, tetapi sebagai keseimbangan menyeluruh antara tubuh, jiwa, dan kebersamaan.

Inklusives Kochen im Johannesforum

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *